Jumat, 30 Januari 2009

KISAH TELADAN " KEHATI-HATIAN YANG TAK TERTANDINGI


SUATU MALAM Rasulullah Tidak Bisa tidur dan membolak-balik tubuhnya diatas ranjang penuh gelisah, Sang Istri bertanya," Wahai Rasulullah, engkau tidak tidur semalaman?"
Rasulullah menjawab," Aku menemukan satu buah kurma dijalan, lalu aku pungut buah itu dan aku akan makan daripada nanti busuk dan terbuang sia-sia. Namun kini aku merasa gelisah, karena siapa tahu kalau buah kurma yang ku makan termasuk harta sedekah."
Jiwa yang bercahaya seperti gelas yang bening dan bersih. Sekecil apapun noda yang yang menempel akan jelas terlihat nyata. dan meski kelalaian yang dilakukan sudah cukup menggelisahkannya. Karena itu seorang yang berhati bening akan peka dan selalu berhati-hati menjaga kebersihannya
Sebaliknya, seorang yang yang berjiwa kotor sulit melihat kotoran yang menempel dihatinya. Ia tidak peka meski telah melakukan berbagai dosa. dianggapnya biasa saja. tak ada yang perlu digelisahkan.

Kita bisa mengambil pembelajaran dari diri seorang manusia sempurna, yaitu Rasulullah SAW, yang begitu berhati-hati dalam melihat sesuatu.mungkin bagi kita itu adalah hal biasa, tapi pada diri Rasulullah itu merupakan suatu yang membuatnya gelisah, karena beliau sangat taat kepada Allah, sehingga selalu menjaga hati dan jiwa agar selalu bersih dari segala dosa, mari kita mengambil contoh dari diri Rasulullah,sebagai panutan kita agar selamat dikehidupan dunia ini dan juga selamat dikehidupan Akhirat.

Senin, 26 Januari 2009

SABAR KEAJAIBAN SEORANG MUSLIM




Dari Suhaib r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)

Sekilas Tentang Hadits :

Hadits ini merupakan hadits shahih dengan sanad sebagaimana di atas, melalui jalur Tsabit dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari Suhaib dari Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh:

· Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Al-Zuhud wa Al-Raqa’iq, Bab Al-Mu’min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999.

· Imam Ahmad bin Hambal dalam empat tempat dalam Musnadnya, yaitu hadits no 18455, 18360, 23406 & 23412.

· Diriwayatkan juga oleh Imam al-Darimi, dalam Sunannya, Kitab Al-Riqaq, Bab Al-Mu’min Yu’jaru Fi Kulli Syai’, hadits no 2777.

Makna Hadits Secara Umum

Setiap mukmin digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai orang yang memiliki pesona, yang digambarkan dengan istilah ‘ajaban’. Pesona berpangkal dari adanya positif thinking seorang mukmin. Ketika mendapatkan kebaikan, ia refleksikan dalam bentuk syukur terhadap Allah swt. Karena ia paham, hal tersebut merupakan anugerah Allah. Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah positif baginya. Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, ia akan bersabar. Karena ia yakin, hal tersebut merupakan pemberian sekaligus cobaan bagi dirinya yang ada rahasia kebaikan di dalamnya. Sehingga refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah swt.

Urgensi Kesabaran

Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran setengah keimanan. Sabar memiliki kaitan erat dengan keimanan: seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itu, Rasulullah saw. menggambarkan ciri dan keutamaan orang beriman sebagaimana hadits di atas.

Makna Sabar

Sabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalah “shabara”, yang membentuk infinitif (masdar) menjadi “shabran“. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur’an: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)

Perintah bersabar pada ayat di atas adalah untuk menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rabnya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah swt.

Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.

Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam Al-Khawas, “Sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan Al-Qur’an dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidakmampuan. Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang).”

Sabtu, 24 Januari 2009

Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009

Mari Kita Laksanakan sholat gerhana

Gerhana Matahari cincin akan kembali terjadi pada 26 Januari 2009. Meski tidak seluruh tahapan, peristiwa kali ini dapat disaksikan dari wilayah Indonesia menjelang matahari terbenam.

Daerah yang dapat menyaksikan gerhana cincin secara penuh adalah Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah. Adapun di wilayah-wilayah lainnya hanya akan dapat dilihat gerhana matahari sebagian dengan penutupan piringan matahari lebih dari 50 persen.

"Di Jakarta, yang teramati adalah gerhana matahari sebagian dengan penutupan piringan matahari 91 persen. Gerhana mulai 15.20-17.50 WIB," kata Thomas Djamaluddin, peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) saat dihubungi di Bandung, Kamis (22/1).

Ia mengatakan, gerhana juga dapat disaksikan di Bandung dan daerah sekitarnya pada saat yang hampir bersamaan. Untuk daerah-daerah lain di Indonesia, waktu gerhana sekitar waktu itu plus-minus 10 menit, yang dapat disaksikan selama 1-6 menit.

Thomas Djamaludin juga mengingatkan agar gerhana matahari ini tidak dilihat langsung dengan mata telanjang meski gerhana matahari cincin relatif lebih aman daripada gerhana matahari total, berhubung perubahan kecerlangannya tidak sedrastis gerhana matahari total.

Gerhana matahari cincin, ujarnya, terjadi pada saat piringan matahari tidak tertutup penuh oleh piringan bulan sehingga tampak seperti cincin yang melingkari bulan yang tampak gelap.

"Jadi, pada saat gerhana matahari cincin, tidak akan gelap seperti malam seperti pada gerhana matahari total. Pada gerhana matahari cincin kali ini, penutupan bagian tengah piringan matahari sekitar 93-96 persen," katanya.

Pada 26 Januari 2009, jarak matahari dari bumi 0,985 Satuan Astronomi (SA), lebih dekat dari rata-ratanya sejauh 1 SA atau 150 juta km. Akibatnya, diameter sudut matahari lebih besar dari rata-rata sekitar 0,5 derajat.

Adapun bulan berjarak 401.915 km dari bumi, yang berarti lebih jauh dari rata-ratanya sejauh 384.000 km. Akibatnya, diameter sudut bulan menjadi lebih kecil dari rata-ratanya.

"Saat itu, diameter matahari 32 derajat 32 menit dan diameter sudut bulan 29 derajat 43 menit," katanya.

Bagi umat Islam mari kita laksanakan Sholat Gerhana, disini kita bisa merenungkan betapa Maha Kuasanya Sang Maha Pencipta, semua tunduk dan sujud kepadaNya, Bagaimana dengan kita ??

Kamis, 22 Januari 2009

RASA KEPRIHATINAN

Ass.wr.wb.
Melihat Perkembangan dunia saat, sunggguh miris rasanya, dimana-mana bencana menimpa dunia ini, dari bencana alam sampai terjadi pembunuhan secara terencana seperti yang terjadi di Palestina, dan korbannya siapa lagi kalau bukan masyarakat muslim.
Sedih rasanya melihat kondisi seperti, masyarakat muslim selalu dijadikan obyek dalam segala hal.
Masyarakat Muslim hanya menjadi penonton dalam segala bidang, kita kalah dalam bidang ekonomi, kita kalah dalam dalam bidang politik, kita kalah dalam banyak hal, kemiskinan semakin merajalela, hanya untuk mendapatkan zakat yang jumlahnya hanya bisa untuk menyambung hidup satu hari sampai harus banyak mengorbankan nyawa manusia yang tidak berdosa.
Wahai kaum muslim mari kita bangkit, kuatkan ukhuwah kita, mari kita berlomba berbuat kebaikan untuk alam semesta, mari kita bantu saudara-saudara kita, baik yang ada disekitar kita, maupun yang ada diluar negara kita.

Shaf merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan sholat.sebelum sholat dimulai biasanya imam memerintahkan kepada makmum untuk merapikan dan merapatkan shafnya, disinilah letak betapa sangat diperhatikan saff ini,sehingga perlu untuk diperhatikan secara khusus,

Allah Swt Berfirman dalam Surat As Saff ayat 4

4. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Makna dalam ayat ini sungguh sangat luar biasa. Menggambarkan kekokohan umat jika mempunyai shaf yang teratur dan antara satu dengan yang lain saling ketergantungan.

Pada masa ini, melihat fenomena umat islam, dimana sangat tidak memperhatikan shaf (barisan) sehingga umat Islam mudah untuk dikalahkan oleh umat lainnya.

Bentuk pelaksanaan shaf ini , tentu memerlukan contoh , yaitu dalam melakukan shalat jamaah, disini pasti ada yang ditunjuk sebagai iman. Ia pastilah orang yang fasih bacaannya, paling baik akhlaknya, paling luas ilmunya, paling lurus akidahnya, dan paling diterima makmum. Dalam shalat berjamaah ini ( tentunya dilakukan dimesjid ) telah mengajarkan kepada kita tentang kepemimpinan, tentang siapa yang layak jadi pemimpin dan patut menjadi pemimpin. Tugas imam dalam shalat adalah meluruskan shaf ( barisan ) makmum. Sebelum sholat dimulai , ia menginspeksi kemudian memberi komando, ”luruskan shaf, samakan pundak, samakan jarak kalian, rapatkanlah dengan tangan-tangan kawan kalian dan jangan biarkan ada tempat kosong untuk setan. Barang siapa yang menyambung shaf, maka Allah akan menyambungkannya, barang siapa yang memutuskannya maka Allah akan memutuskannya pula. ( Riwayat Abu Daud ).

Implementasi shaf dalam kehidupan perlu dilaksanakan dalam bermasyarakat, sehingga tatanan dan keteraturan bisa diwujudkan. Dengan teraturnya kehidupan bermasyarakat maka mudah bagi kita untuk membentuk suatu komunitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip keislaman. Dalam surat As Saff ayat 4 tersebut dijelaskan dengan teratur suatu barisan seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh, saling menguatkan satu sama lainnya, disini diajarkan tidak ada yang merasa lebih dari yang lain, tapi antara satu dengan yang saling keterkaitan dan saling membutuhkan. Inilah yang harus kita tanamkan dalam kehidupan bermasyarakat, saling membutuhkan dan saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Mari kita rapatkan shaf ( barisan ) demi kebangkitan dan kejayaan Umat Islam, Wallahu a’lam bish shawab.( M.Fajarianto, ST )